Monday, June 24, 2013

Mimpi, Cita-cita, Kejar!

Impian dan cita-cita terus tumbuh dan berubah sejak kita menggunakan imajinasi dan akal pikiran kita. Meski kadang tak masuk akal, dan kurang dapat diterima akal sehat. Meski kadang tak mungkin, namun adanya ungkapan "gapailah cita-cita setinggi langit" nampaknya menjadi semacam pembenaran atas hal ini. Terlepas dari mungkin atau tidaknya hal ini, yang jelas hal ini menjadi pendorong yang krusial bagi anak-anak sebagai motivasi agar mereka berusaha meraih apa yang mereka inginkan kelak. Dan nampaknya cita-cita tersebut harus pula bertemu ataupun mendapatkan campur tangan orang yang tepat agar bisa tercapai.

Seberapa sering kita menengok ke belakang tentang apa yang pernah kita "inginkan untuk menjadi". Dan setelah berlalunya waktu mungkin pula akan berubah, berkaca kepada sekitar, berkaca kepada kemampuan, berkaca pada kebutuhan. Dan tak ada namanya benar-benar otonom dalam mencapai cita-cita. Dan kita tak bisa begitu saja mengabaikan faktor-faktor lain yang juga potensial, sanggup pun. Realita tak selalu berjalan seiring, dan mau tak mau kita melupakan mimpi kita, melupakan cita-cita kita, dan mengikuti arus, kebutuhan. Mungkin pada awalnya kita ingin menjadi astronot, atau mungkin dokter, pilot, pramugari, model, penyanyi, atlet, atau apapun yang pernah kita bayangkan untuk menjadi, namun acapkali kesempatan tak datang, tak ada dukungan, atau mungkin menilik kepada opsi lain yang nampaknya lebih masuk akal dan lebih menjanjikan.

Hingga suatu fase dimana kita memasuki usia dewasa, tekanan akan semakin memberatkan, mengalahkan pemikiran awal kita terhadap keadaan. Dan yang lebih melemahkan adalah kita sadar dengan keadaan, realistis dan hampir atau bahkan benar-benar menyerah. Dan lama-lama apa yang kita inginkan tersebut terdegradasi oleh (lagi-lagi) "kebutuhan". Terkecuali jika kita benar-benar terlahir dengan harta melimpah, mungkin bisa lebih mudah menggapai cita-cita itu. Dan tentunya bantuan materi juga.

Dan pertanyaannya, siapkah kita berjuang untuk cita-cita kita tersebut? Siapkah kita membagi atau meninggalkan zona aman kita? Siapkah kita meninggalkan, baik secara temporer maupun permanen apa kita yang sekarang? Siapkah kita mengejar mimpi kita yang belum tentu nyata? Dan semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Apakah keadaan sekarang yang benar-benar diinginkan ataukah kembali ke apa yang ingin kita capai? That's our choice! Keep struggling, keep fighting.

Jika memang mimpi itu yang ingin kita capai, maka kita layak mewujudkannya.

Keep dreaming, dreamer!
Good night, sweet dream!

No comments:

Post a Comment